PORTALBUANA.COM, BOGOR. – Menurut UNICEF, Pandemi Covid-19 memberikan ancaman "lost generation" (generasi yang hilang) yang membahayakan pendidikan, gizi, dan kesehatan anak-anak. Hal ini menjadi kekhawatiran pemerintah sehingga mempengaruhi perubahan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dari luring menuju daring, dari dalam kelas menuju Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Bukan hanya mengubah cara belajar, pandemi juga mengubah cara guru mengajar. Hanya saja tugas membangun peradaban tak semestinya terhenti karena pandemi.
Baitulmaal Muamalat bersama Sekolah
Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa bersinergi mengoptimalkan potensi guru dan
siswa di tengah pandemi melalui Program Beasiswa Cikal Muamalat yang dimulai
sejak September 2019 hingga November 2020.
Sebagai program
pendayagunaan dana zakat, sebanyak lima ratus siswa dari jenjang SD hingga SMA
sederajat diberikan beasiswa pendidikan oleh LAZNAS Baitulmaal Muamalat dan
dibina secara intensif selama satu tahun oleh aktivis Guru SGI agar menjadi SDM unggul dan berkarakter. Program
ini berhasil dilaksanakan di empat belas Provinsi, yakni Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Selama kurun
waktu satu tahun para guru dan siswa penerima manfaat digembleng dengan ragam
pelatihan yang mampu mengasah kemampuan mereka.
Satu tahun telah
terlewati dan para penerima manfaat siap mengikuti Wisuda Akbar Program
Beasiswa Cikal Muamalat bersama SGI yang akan digelar secara daring pada Senin
(14/12). Jahidin, Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Baitulmaal Muamalat
menjelaskan bahwa para penerima manfaat mendapatkan uang saku setiap bulannya
sebanyak Rp200.000 per siswa jenjang SD Sederajat dan Rp400.000 per siswa
jenjang SMP dan SMA sederajat. Ia menambahkan, uang saku tersebut dapat
digunakan untuk menunjang biaya pendidikan para penerima manfaat sehingga risiko
putus sekolah dapat diminimalisasi.
Sementara Asep Ihsanudin,
Ketua Sekolah Guru Indonesia menyampaikan bahwa pembinaan karakter dan
keterampilan yang rutin dilakukan oleh aktivis SGI kepada penerima manfaat juga
memberikan dampak yang positif dan signifikan di tengah ketidak efektifan PJJ.
Cika Amalia Shobiro, penerima manfaat jenjang SMA, mengungkapkan perubahan positif dirinya setelah mengikuti pembinaan, Ia lebih pandai melakukan manajemen waktu, lebih taat beribadah, berbakti kepada orang tua, secara akademik ia mampu meraih Juara 1 di kelasnya, dan ia juga mampu mengimplementasikan pembinaan wirausaha secara konsisten dengan bisnis kacang bawang bersama ibunya.(***)
No comments:
Post a Comment