RANTAUPARAPAT, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Universitas Al-Washliyah (Univa) Labuhanbatu melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Negeri Labuhanbatu terkait adanya dugaan Korupsi beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) di lingkungan Univa Labuhanbatu yang beralamat di jalan Sempurna, Rantauparapat Kelurahan Bakaran Batu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, Selasa (14/3).
Heri Faisal Hasibuan salah seorang mahasiswa Univa Labuhanbatu yang juga sebagai koordinator aksi mengatakan bahwa pihaknya meminta kepada Kejari Labuhanbatu agar mengusut tuntas terkait adanya tindak pidana korupsi pada penyaluran dana beasiswa KIP di lingkungan Univa Labuhanbatu.
"Di Univa Labuhanbatu ada sebanyak 247 mahasiswa penerima bantuan beasiswa KIP dari pemerintah, yang mana setiap orangnya akan mendapatkan Biaya Kuliah sebesar Rp. 2,4 juta dan Biaya Kehidupan sebesar Rp. 4,8 juta. Tetapi nyatanya dalam penyaluran dana beasiswa tersebut terkhususnya pada biaya Kehidupan yang seharusnya mendapatkan Rp.4,8 juta tetapi hanya mendapatkan Rp.1,7 juta saja, berarti ada sekitar Rp. 3,1 Juta yang dilakukan pemotongan dari pihak Kampus," sebut Heri saat melakukan unjuk rasa di depan kantor Kejari Labuhanbatu.
Senada dengan itu Tarmiji selaku massa aksi dan juga salah satu mahasiswa penerima beasiswa KIP menyampaikan bahwa dirinya dan beberapa temannya diminta sejumlah uang yang katanya sebagai bentuk terimakasih kepada pihak Kampus karena sudah mendapatkan dana beasiswa KIP.
"Awal mulanya saya dan 10 orang lainnya di kumpulkan diruang kelas oleh Mifta Arazy lalu kami diberitahukan bahwa kami disuruh bayar uang terimakasih sebesar Rp.3,1 juta perorang dan semua uangnya dikumpulkan pada saya. Kemudian setelah selesai saya disuruh mengantarkan uang tersebut ke Warkop Netral oleh Miftah, dan saya langsung antar uang tersebut ke Warkop Netral dan langsung saya serahkan kepada Miftah disitu ada juga Rektor Univa Labuhanbatu Basyarul Ulya Nasution dan Rusli," ucap Tarmiji.
"Tidak sampai disitu kami juga diminta uang sebesar Rp.1.025.000 perorang yang katanya untuk bayar administrasi seperti (Almamater, uang pembangunan, kaos, dan KTM) dan kami langsung di bayarkan ke Bank Sumut yang ada di Sigambal, setelahnya kami juga ada membayar uang daftar ulang dari semester 1 dan 2 sebesar Rp.25 ribu perorang," ujar Tarmiji.
Tidak menunggu lama massa aksi langsung dipersilahkan masuk kedalam kantor Kejari Labuhanbatu dan diterima oleh Kepala Seksi Intelijen, Firman H Simorangkir.
"Kasus ini kan sedang bergulir jadi kita tinggal menunggu hasilnya aja," katanya.(Uban).