Merangin – Senin (11/11/2024), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Aktivis Pemuda Mahasiswa Merangin Raya (FAPMMR) menggelar aksi u...
Merangin – Senin (11/11/2024), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Aktivis Pemuda Mahasiswa Merangin Raya (FAPMMR) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Merangin. Mereka menyuarakan tuntutan agar pemerintah daerah lebih transparan dalam proses penerimaan ASN PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) tahun 2023, yang mereka anggap tidak sepenuhnya terbuka.
Para mahasiswa juga mendesak agar pemerintah segera memperhatikan nasib tenaga honorer yang telah lama mengabdi namun belum terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN). Menurut koordinator aksi, Sandra Wandi, langkah ini penting agar tenaga honorer yang telah bekerja bertahun-tahun mendapatkan kesempatan yang adil dalam seleksi PPPK tahun 2024.
“Kami memperjuangkan hak-hak tenaga honorer yang belum diakui secara administratif. Mereka sudah banyak berkontribusi untuk daerah ini, namun hak mereka seolah terabaikan,” ujar Sandra dalam orasinya.
Selain mendatangi BKPSDM, sekelompok mahasiswa juga mengunjungi Mapolres Merangin untuk bertemu langsung dengan Kapolres, AKBP Ruri R. Mereka mempertanyakan perkembangan proses laporan salah satu LSM terkait dugaan ketidakberesan dalam seleksi administrasi.
Dalam pertemuan itu, Kapolres Merangin, AKBP Ruri R., yang didampingi Kasat Reskrim dan beberapa perwira, menjelaskan bahwa pihak kepolisian masih mendalami laporan tersebut. "Saat ini, penyelidikan masih terus berjalan melalui Kasat Reskrim, namun kami belum memiliki bukti yang cukup kuat. Terkait administrasi ini, sebenarnya lebih tepat menjadi ranah inspektorat," terang Ruri.
Lebih lanjut, Ruri menyatakan, “Sampai saat ini, dari keterangan saksi yang kami periksa, belum ada dugaan pelanggaran yang terbukti. Lebih baik kita melepas seribu orang yang bersalah daripada menahan satu orang yang tidak bersalah. Jika ada bukti baru, kami pasti akan melanjutkan pengembangan kasus ini,” tutupnya.
Aksi yang berlangsung damai ini menjadi sorotan, menandakan kepedulian mahasiswa terhadap isu transparansi pemerintahan dan nasib tenaga honorer yang belum mendapat kepastian.(Rolex)
COMMENTS